Aku sedang menengadah begitu saja ke angkasa Kulihat berarak awan yang berjalan perlahan Di hadapan netraku yang tak kunjung terpejam
Indah dan memberi tawa bahkan saat canda membuat terkesima
Setiap hari aku menanti Adakah sebuah pesan darimu Nun jauh di sana Apakah pula merindu
Tak sedikir rupa-rupa rasa yang kudapat darimu Kau itu inspirasiku
Aku terduduk manis di ayunan ini, Menikmati udara segar bersama
Pagi merekah kembali dalam balutan sepi ada aroma harum secangkir kopi
Mampukah aku menjadi satu insan tempatmu berbagi kisah dalam suka dukamu
Namun kasihmu tak urung berhenti padaku Kau ada pula sebagai berkat Tuhan yabg menopangku
Mungkin hanya dalam sanubari semata. Segala rasa boleh terbina
Menatap penuh harap Akan sebuah rasa yang kupasti tahu Terlebih melihat Dari mereka yang dekat di hatiku
Ada setitik air mata bergulir sudah bemarkan telah lelah batin yang mengoyak sakit, seolah segala kenyataan menggigit
Aku rindu membaca bait kisahmu Aku rindu hanyut dalam hamparan romansamu Segeralah kembali
Kata-kata terus saja mendesak keluar tanpa ragu. Ingin menjadi nada-nada rindu
Pepohonan itu menyaksikan keberadaanmu, hadirmu, bahagia dan mungkin tangis yang kau sembunyikan dalam hati
Apa yang kau pikirkan hai pujangga, Apa yang membuatmu terpenjara, Sehingga torehan kata tak lagi ada
Malam yang indah tak lagi terasa, Seolah ingin melupa saja kala tiba
Aku sedang diam merenungi segala yang ada di kepala. Semua ingatan tentang memori lama
Telah menjadi gulita angkasa saat sang surya mengendap menjauhi langit di atasku
Ada sepenuh cerita yang terbina antara kita Dalam tawa ceria penuh cinta Perhatian dalam kasih sayang sejati