ELEGI CINTA SETAHUN YANG LALUSebuah ingatan setahun yang laluDuhai, tepat di hari itu ...Adalah sebait nyeriDibaca oleh malam-malam sunyiDari rangkaia
LANGKAH DI ANTARA MEGASaat waktu yang baik memeluk cuacaDi antara mega-mega berarakSeorang perempuan menawarkan lambaianJarit yang menggendong bakulJu
KUNCI HATISeorang gadis hendak membuka hatiTetapi dia lupa di mana menyimpan kunciDicarinya dalam kepala, tak adaMengorek kenangan lama pun samaNihil
SIMFONI MANIPULASISeorang pria tampan, berjas dan berdasiDengan sepatu pantofel meski tanpa kaus kakiMenilik sebuah cerita, timbang-timbangMenunggu wa
HARGA KENANGANDi sebuah kedai, seorang lelaki tuaMemesan beberapa kenanganTanpa rasa sakit kehilanganDirinya hendak membayarMengeluarkan keping-keping
SEBUAH KEHAMPAANDuhai, siang ...Apa yang mesti aku kenang?Di sampingku hanya sunyi melagukan rasaTetapi senandungnya tak begitu aku sukaTentang terik
Engkau yang kerap berkata tidak mengapaMeski sibuk membenarkan letak doa
BAGIAN KENANGANSeorang gadis menerka-nerka keinginanPada hari lahirnya, tanpa ucapanSedikit menyesali ...Angin sore yang tak membawa dia pergiSedangka
PADA YANG KUPU-KUPUSuatu malam yang bijaksanaDingin, tetapi baik-baik sajaApalah sepi, ia malah penuh nuansaManakala dari sepasang mata senduPada kedi
EPILOG CINTAKita membaca siang dengan tenangMengeja pelan-pelan dan berulangSebelum benar bisa membedakanMakna terang, juga berawanSampai di bulan ked
Sebab di pelukan rintik-rintik hujan Cinta tampak bersedih, pedih kemudian
SESEORANG DI MUSIM YANG BASAH Ada yang selalu dikabarkan angin Tentang dingin pun ribuan ingin
TENTANG KEPERGIAN Di belantara yang lengang Tepat ketika sore berpulangS eusai merapal mantra-mantra
HUJAN HARI INI Apa alasan hujan menumpahkan pilu?
Di semenanjung yang jauh Ketika bulan hanya separuh Sepasang mata sayu perempuan itu
Sabtu malam, seseorang mengabarkan keheningan pada lapuknya ingatan, perihal langit tanpa cahaya peraduan.
Seseorang menepi ke angkringan Sejenak berdiskusi dengan secangkir kopi
Pagi sendu, aku duduk di sebuah bangku Memandangi lara yang terlalu memaksa di matamu
Suatu ketika pernah aku meminta, "Engkau jangan menghilang, nanti aku luka."
Seseorang menapaki malam sebagai kesunyian Tetapi semesta tak lama mengaminkan