Kepada, ArunikaAku mengagumimu, dahayu kilaumu memanjakanku.Menyatu dengan nabastala, anindita bak syair-syair nirmala.Aku merindumu, ketika dirimu
Kemerdekaan Indonesia, adalah hasil perjuangan dari sang legenda. Para pahlawan Indonesia
Rumah adalah negara yang harus dijaga, di mana fondasinya adalah keluarga sebagai pemimpin negara. Mereka harus tegar, kuat dan berprinsip.
Senja semakin mendekatDari barat tampak sedang menuruni malamPelan - pelan kabut mengarsir matahari
Kopi merupakan inspirasi dan motivasi belajar mencintai dan menyayangi kita semua
Pagi ini..Ketika udara masih basahSuara mendayu lewat toa menuaDalam balutan angin berbisikSatu nama memuai lewat udara
Malam ini ku bungkam ujung pena kisah-kisah pilu kusimpan dalam bilik jiwa
Semangat juang tetap menjulang, segera di gubuk suatu harapan
Jiwa yang dalam, bergetar dengan empati, Melintasi batas-batas, memahami dunia dalam setiap mata.
Ada rasa yang mendesak sesakPada palung hati yang resahAda kenangan dalam lipatan jarakMeronta- ronta dihujam rasa
Duhai negeri!Betapa mendesah suaramPesta bercampur fitnah bertebaran di punggung muDebat- debat larung berlarung merebut ujungSandiw
Ada matahari membusur di antara bentangan kisah,Menyeruak bersorak cerita.Derita berdiri berhinpitan pada sempitnya waktu.
Rupamu kelam mengental dalam cawanPahit mu membungkus rasa nan menawan
Puisi -puisi sesat mengerebungi pikiran. Orang- orang mengusung ketakutan
Merindui mu seperti menenggak di samudera kasih Gerah menjauh riuh, kerongkongan tetap kemarau rasa
Kutulis rindu ini di batu nisan berkabutPada rumput menjalar,kulepaskan kehangatan jiwa yang resahKadang Kau bertandang dalam mimpi
Sepi mengayuh dingin, jiwa membekap rindu. Dalam keremangan kudaki tanjakan malam dengusan napas meronta di bebatuan tajam
Setiap aksara bukan untuk melumpuhkan bola matabait -bait tidak hanya menyalurkan perasan cengeng
Puluhan goresan tinta telah kunukilkan, ratusan bait mengantarkan kisah