Di balik cermin, terpantul jiwa yang mengelupas, mencari makna di rumah yang menampung aksara dan dahaga.
Tiap larik akan membawamu kepada perjalanan emosional yang penuh dengan simbolisme ular dan perjuangan hidup.
Bila melulu hujan adalah simbol merayakan kepergian, kapan ia juga merayakan kedatangan?
Sapardi Djoko Damono, maestro puisi Indonesia, menyisipkan mistisisme mendalam dalam karya-karyanya, menciptakan makna spiritual yang abadi.
Langit tak pernah menuntut upah, meski awan menumpang berteduh
Suasana Pasar Tanah Abang. Klakson mobil, juru parkir liar, juga gegas yang riuh
Aku bermimpi tentang Kita, Tuhan yang menyatukan dan memisahkan kita dengan kejam.
kala rembulan merengkuh limbung diantara wangi cendana dan kenanga tenggelam dalam manisnya aroma surgawikala rembulan redup
ada ungkapan, dunia ini tak selebar daun kelorapa dunia ini sekecil itu?
Angin berhembus dari timur terik turut hadir bersamanya
aku tak mengerti mengapa manusia gemar menyakiti sesamanya apakah dengan demikian, akan memberikanmu kepuasan batin
Puisi Cinta Perasaan Mewah Apa yang Kausematkan di hatuku, Tuan?
Pada akhirnya, aku tak lagi menulis puisi tentangmu. Tentang seorang wanita yang sempat datang bertamu.
Bukan hanya luapanku akan kesah Pada goresan luka yang masih basah
sandiwara dipanggung yang sepisungguh tak menyenangkan untukmu bukan?yang kau nanti, sebuah tepuk tangan atau tangis-tangis yang buncahsandiwara itu m
Sebelum Aku pergi Menghilang untuk kesekian lagi
Kisah percintaan yang terinspirasi dari lirik lagu dengan judul yang sama dari HINDIA
Aku ingin menghilang, hanya sekedar menghindari hiruk pikuk perkotaan.
Lapo Kon Menggores Hati? merupakan percampuran antara Puisi dan Geguritan (Puisi Jawa) tema Percintaan, dengan diksi Jawa dan Indonesia.