Puisi hati, tentang awal musim hujan. Suatu hari, di musim hujan.
Setelah menjalani lebaran bersama keluarga orangtua selalu menantikan kehadiran anak-anaknya kembali.
Puisi hatiku selembar daun ld
Hatimu seperti apa? Berapa kilo rasa sakit hatimu?
Sia-sia kucemaskan selama ini nyamanku telah tereduksi kegalauan menyandera hati
Berlembar-lembar sudah kutuliskan segala rasa untukmu tentang kisah kita
Limbung Melayang melewati lorong kosong Kernyit Kening berkenyit
Dalam dekapan malam tenang sebait doa kutitipkan lewat angin silir tengadah tangan ini bersama asma-Mu
Tentang hati yang tak bisa berucap. Puisinya singkat tapi gk tahu bermakna atau tidak. Hanya pembaca yg bisa menilai 😁
Tuhan terlalu baik untukku, Mempertemukanku dengan dia dipenghujung waktu Dia mengajarkanku bermain sajak setiap waktu Hingga aku menyadari bakatku
Di bawah langit bumi. Pernah singgah sebuah kisah. Hadir tak bermukim
Mungkin kamu perlu hati hati dengan hati agar hatimu tidak menjadi tempat persinggahan
Rasa yang tak terbalaskan..sebuah kebaikan yang mengagumkan, indah dan bermakna bagi orang lain
Kehangatan yang ditemukan pada hati seseorang, yang dengan ajaib mengubah dunia seseorang.
Saat berhenti di batas ini, antara cinta dan benci di kehidupan ini,
Dalam belingan kaca yang berkilauan, aku menyaksikan Bibir terkatup, diam, menyimpan ribuan cerita Air mataku mengalir, deras dan tanpa henti
Pikiran bertanya, hati menjawab. Hati bertanya sanubari berefleksi.
Merindu kekasih tiba di halaman beranda rumah kalbu
Suatu sore kutakar cairan, lalu kutitrasi dengan pemaknaan. Sebuah puisi tentang memaknai rasa rindu dan duka.
Pagi, Bidadari & Sebuah Pesan