puisi ini terinspirasi: demo mahasiswa di gedung DPRD Jateng, berunjuk rasa untuk menolak UU KPK hasil revisi dan RUU KUHP, di semarang, 24-9-2019
Kata mereka, kita berdaulatkarena kita adalah rakyatdan yang di istana bukan siapa-siapamelainkan kita, yang kita pilihKata seorang filsuf, kita berda
Gerbang demokrasi republik tercinta, terbuka bukan di 1955, yang kita kenal sebagai yang pertama, dikala rakyat negeri berbondong menentukan pilihan t
Di antara para bintang, yang bertarung merebut mahkotadi sebuah panggung adu strategimenarik simpati pemegang daulat Berdirilah insan-insan
Demokrasi yang diagungkan rakyat itu menggigil kedinginan dihempas ragam angin tak tentu arah berteman beragam bau Angin dingin berbau &nb