Seluruh, masih ingin menunggu kedatangan tuhan yang kedua kalinya.
Puisi yang mengungkapkan perasaan tentang pandemi Covid-19.
Untuk saat ini, keikhlasan dari sebuah kesalahan adalah bentuk kekacauan dari sebuah pandangan yang menuntut kita berada dalam ketakutan.
Bukankah kita tak pernah bisa memasung masa, lalu melepaskannya sesuka hati
jutaan tangan. Masih berupaya memanggil kepergian nyawa-nyawa yang mulai bosan. Sedang kau? Tak henti-henti memutar kekerdilan akal pikiran.
Kau datang secara tiba-tiba Entah bagaimana wujudmu Kedatanganmu ditakutkan banyak orang
Namaku covid, aku makhluk tuhan seperti kalian, aku ingin pulang.
Betapa Corona berkuasa melebihi para raja, beragam fasilitas dunia dijarah tak tersisa
Kita dihadapkan dengan sesuatu yang menakutkan.
contoh puisi, puisi, puisi ibu, puisi guru, puisi adalah, puisi guru
Oleh: Andra Akbar WicaksonoDia tak terlihatDirasakan saja tak mampuDatang tak di undangBak angin yang berhembus dari samudraBertamu tanpa permisiDatan
berbentuk bulatseperti memiliki ribuan tangan atau kakiVirus Corona begitu melekatbagiku tidak hanya menyerang pernapasan tetapi pikiran jua hatiSonta