Sebenarnya cinta tidak buta,hanya saja matanya tertutup dengan khayalan tentang keindahan semata
Jika suatu saat nanti kau tak tahu kemana harus menyandarkan hatimu,ingatlah selalu ada aku menjadi tempatmu berlabuh.
Puisi Memeluk Toleransi menceritakan tentang jika ada suatu kekilafan maka kata maaf akan mendamaikan kita
Penantian panjang tak akan pernah usai, terus memburuku
Ada apa denganmu?Mengapa mendung tumpah di pipimuMari bersandar di bahuku
Aksara mendedah dadaMenghadang jalananMenghujam belahan kananDarah- darah tumpahKeranjang jiwa terkoyak
Puisi ini intinya menjelaskan tentang sebuah hubungan kedua pribadi yang berbeda yang senasib untuk bersama. Oleh sebab harus saling memahami.
Ada banyak rasa berteduh dalam jiwaAda banyak kisah sudah kita layariAda banyak celah ditambal dengan citaAda banyak duka tak berbilang masa
Lelaki tambun muncul di ujung mesiu dan meriamWajahnya garang bagai singa kelaparanKukunya baru tumbuh, ketika raungan meriam diam
Senja, pelukan, dan cerita cinta yang abadi.
Halo para perindu! Mari baca bait kalimat ini sebagai ungkapan rindu pada-Nya
Jika cinta bertandang di bidang sebelah kananItu adalah isyarat bahwa hatimu tak berlumut
Desahmu mengeruk dadakuResahmu mengiris kupingBuliran mata membasuh ubun- ubun
Kusemai rindu di atas telaga cinta. Genangan kasih memendam kesetiaan
Hati adalah ruang syahdu. Tempat kau berteduh paling merdu
Di penghujung tahun siapa yang akan kau cintai? Sebab satu persatu tanggal akan pergi dan menjadi lampau pun kenangan.
Cinta hadir dalam hati dia orang dengan usia yang terpaut jauh. Terasa tak mungkin bersatu tetapi hadirnya cinta membuat semua menjadi nyata
Puisi tanpa ke egoisan untuk memurnikan apa arti cinta
Semangat yang hilang dari seorang remaja telah kembali setelah kehadiran sang dambaan
Parangtritis, apa salah dosaku, aku binasa