Laut berkabar,Ada negeri seribu mimpiSudut surga yang Tuhan turunkanatas doa-doa pendiri bangsaHari ini, gunung bercerita :Bayu menyerbu jengkal-jengk
Andai cinta itu kabut,Betapa ringan rindu melayangdi tengah belantara benci yang bersembunyidi balik kaki-kaki bukitAndai cinta serupa kitab suci,Beta
Tidak! Kemerdekaan tiada akan merintih!Jangan pernah melihat kemerdekaan di antara lorong-lorong istanaSebab kemerdekaan adalah hak wajah manusiaNafas
Seberapa putaran bumi terkelilingi, sehinggacukup satu kata takluk langit terbelahAtau, seberapa telaga yang harus terbanjiriair mata!Sehingga luka bu
Lihat mentari pagiLelah sisa senja, membakarasam hati malam gulitaEmbun berasapAir mencoba sembunyikan riak, tapiruang batin terlanjur hingarLihat, me
Sebagai yang hina, akumalu ketika berbondong-bondong tangis manusiamenutup kebutuhanMereka malah berdansa membangun dinasti serakahSebagai sang punggu
Engkau memberiku tangis dengan senyumAku memberimu senyum dengan tangisSyahdu nian teatrikal bumi,menabur kepincanganAku mendoamu dengan deritaEngkau
bag.1Ternyata memang tidak sama dengan kini,bahkan sedetik kemudian!Luas rahmad Tuhan, dekil jiwa masih melomba mencarikegarangan sebab dan akibatDan