Hari-hari terlewat tanpa makna, separuh warsa telah berlalu, merajut sisa-sisa harapan, harapan baru, mencoba menemukan diri
Puingku, di mana Kau berada? Aku rindu. Tuhan, Pada puing pecahan berwarna biru
Puisi: Harapan Berakhirnya Dinasti Politik & KKN Perusak Demokrasi
Meratapi Perubahan KataSedang meratapi perubahan kata,Dari lembutnya keyakinan,"DIA tidak seperti itu," ucapku penuh harap,Sebuah keyakinan yang tak p
Cara Agar Aman Membuang Sampah dan Puing Bangunan Menurut Badawi Jaya Perkasa - Baca dan Simak artikel menarik lainnya di Kompasianan
Kekalahan bukan lah akhir dari keterpurukan maupun keputus asaan melainkan langkah awal untuk memulai kembali
Di antara keramaian dunia yang kacau Kutemukan arti sejati dalam mengucap syukur
kesempatan tidak akan datang berkali-kali, jangan meremehkan perihal hati
Di antara reruntuhan mimpi, Tersembunyi seberkas cahaya, Mengintip malu dari celah-celah gela
Malam ini asbak sudah penuh dengan beberapa puntung rokok; sungguh kepala tak mau diam.
Oh, anak-anak kecil di zona perang. Bermain dengan bayang-bayang senja yang panjang. Kekuatanmu mengajar kita tentang ketabahan. Cinta dan ketegaran.
Dalam reruntuhan dan puing-puing yang menyedihkan mereka tetap bertahan dengan iman yang teguh
Di antara reruntuhan berserak puing-puing cinta berkeping-keping tak bertuan hancur lebur jadi rata
Begitu senangnya, ketika para peserta pelatihan sudah menyelesaikan post test dengan nilai akhir diatas 60
Kesengsaraan yang mengikat jika akan lebih oleh cahaya fajar yang menutupi gelapnya malam
Kehidupan yang abadi
Sinergi Kuat: Koramil 0806/01 Trenggalek dan BPBD Kabupaten Trenggalek Menyatukan Tenaga dalam Pemulihan Bencana
![[Puisi] 19 Tahun Tsunami Aceh](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2023/12/27/pexels-javier-balseiro-15170617-658b3642de948f766a7d39e2.jpg?t=o&v=410&x=225)
Puisi tentang Refleksi 19 Tahun Pasca Tsunami di Aceh
