Kulirik lagi. Jam dinding, tampak mencibir. Jarumnya seperti sengaja melambat. Mencemooh kerisauanku. Kulirik ia yang tengah serius memeriksa berkas.
Melihatmu menangis itu, dulu, waktu Mami menemukanmu terlantar di trotoar. Di depan rumahnya. Tujuh bulan ke belakang. "Sudah tujuh hari," katamu
"Cinta, Mang. Bukan soal harta atau tahta," katanya. "Bukan soal bentuk tubuh atau wajah." Tatapnya begitu tajam, menancap dalam di wajahku. Dalam. Sa
Dia pernah bercita-cita ingin jadi astronot. Seperti Armstrong atau Gagarin."Ingin pergi ke bulan," katanya. Ingin bertemu Nini Anteh dan kucingnya, y
Kuinjakkan lagi kakiku di Jogja. Di Malioboro, jalan dengan sejuta kenangan. Di JLC, tempat dulu bertemu Lastri, perempuan cantik yang tahu banyak ten