Di momen perayaan HUT Proklamasi Republik Indonesia ke-79 ini, saya ingin mengajak anda ke Rumah Bersejarah Inggit Garnasih. Siapakah beliau?
Publikasi kata “Indonesia” ini pertama kali secara runut dan jelas adalah disaat Bung Hatta menulis artikel di sebuah media Beladan bernama .......
Dirhahayu RI. Anda yang dilanda kesibukan sampai lupa diri, setahun sekali ambil sandal jepit dan peci berbaur sesama warga ikut tebar ketulusan hati
Tanggal 21 Juni 1970 menjadi hari yang sangat mengharukan bagi bangsa Indonesia.
Mari kita mulai berkaca pada masa lalu; sejarah dan sikap moral yang mulia dari para pendahulu kita
YUDYA PRATIDINA MARHAENIS!
Temukan bagaimana gaya kepemimpinannya yang karismatik mempengaruhi perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Soekarno memainkan peran yang sangat penting dalam persiapan dan pembentukan negara Indonesia yang baru saja merdeka.
Pencopotan status Soekarno dan penetapannya sebagai tahanan politik hingga akhir hayatnya merupakan kesalahan terbesar bangsa Indonesia
Bisa berkunjung ke Kota Blitar tepat saat perayaan 1 Suro lalu, adalah kesempatan yang sangat langka bagi saya
Hatta adalah tokoh yang unik dan langka. Demi fokus dengan perjuangannya, ia bersumpah, dan diwujudkannya, tidak akan menikah sampai Indonesia Merdeka
Tak terasa umur bangsa dan negara kita sudah menginjak 78 Tahun
Jelajahi pemikiran Marxis Soekarno saat muda, yang membentuk jejak revolusioner seorang proklamator.
Bangkitlah the next Proklamator perubahan. Muda karya wirausaha!
Dialah sang proklamatorMemperkenalkan PancasilaDalam kisah yang getirDengan semangat hidup penuh nyala
Sebelum wacana pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan ramai di dunia maya, ide ini sebenarnya sudah pernah dilontarkan oleh Bung Karno tahun 1957
TRISAKTI, berdaulat di bidang politik, Berdikari dalam bidang ekonomi, serta Berkepribadian dalam bidang kebudayaan
memperingati hari lahir Sang Proklamator yang terlahir pada bulan Juni
Ini harimu dimana bumi melahirkan pejuang tangguh untuk mengawal negeri dengan segenap cinta
sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah), itulah sebuah kalimat legendaris, yang pernah terlontar dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Sukar