Mungkin sebagian dari kita jarang mendengar istilah "post-truth" yang artinya pasca-kebenaran, istilah ini muncul didefinisikan sebagai cara
Sila kedua pancasila berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Mancing opo rek? Mancing Perkoro!! Inilah cara Post-Truth berkembang di masyarakat dan hal yang perlu dihindari
Informasi yang hoaks sering kali menyebar tanpa memedulikan kebenaran, sehingga mengaburkan prinsip keadilan dan kemanusiaan
Polemik Sila Kedua di Era Post-truth dan Kebebasan Informasi
standarisasi TikTok berdampak langsung pada masyarakat dan menjadi bukti kemunduran era Post-Modern
Artikel ini berisi pengalaman dan perasaan saya ketika mengikuti Pelatihan AMI Berbasis SPMI PT 2024 pada tanggal 30 Mei-1 Juni 2024
Selaku Dosen serta pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung, Kota Depok & Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Post-Truth sebenarnya sudah lama ada. Kebohongan berpendapat bahwa fakta sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad.
Band asal Inggris, Bring Me The Horizon, kembali mengguncang dunia musik dengan merilis album baru berjudul "Post Human: Nex Gen".
Simpulan dari teks tersebut adalah bahwa fenomena post-truth bukanlah hal baru, melainkan merupakan perilaku lama yang kini muncul dalam konteks baru,
Post-truth merupakan sesuatu perilaku yang sangatlah berbahaya bahkan dapat menghancurkan kehidupan seseorang.
Era post truth dulu dan sekarang
Oleh Syamsul Yakin Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung Kota Depok (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) & Nadania Fauzani
Menggali Post-Truth: Dari Masa Lalu hingga Era Digital
Post-Turth Dulu dan Sekarang: Bagaimana dengan "Pandangan Post-Truth: Kemarin dan Hari Ini"?
MENJELAJAHI POST-TRUTH : Perilaku lama Era digital
Post-Thrut di zaman dahulu dan zaman sekarang (saat ini).
Secara psikologis, post-truth muncul sehubungan dengan berlanjutnya rasa takut akan kejujuran dan kejujuran orang lain. takut kehilangan.
Syamsul Yakin&Muhammad Ghalih Adhinul IkhsanPengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar