Dua era, dua pemimpin, dua fokus berbeda dalam diplomasi Indonesia. Jokowi fokus ekonomi & regional, Prabowo fokus keamanan & pertahanan.
Di tengah dinamika sistem internasional yang semakin multipolar, rivalitas antara Amerika Serikat dan China menjadi salah satu isu utam
Perlindungan WNI merupakan salah satu prioritas dari politik luar negeri. Seperti yang sudah dikatakan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi
Preview Sejarah Kerja Sama Kementerian Pertahanan Indonesia dengan SAAB Swedia memiliki sejarah kerja sama yang panjang
Diplomasi publik merupakan salah satu bentuk instrumen pemerintah kepada khalayak asing yang bertujuan untuk mempromosikan citra positif sebuah negara
Calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengangkat Kebijakan Bertetangga yang Baik atau Good Neighbor Policy
Indonesia memiliki kesempatan untuk berkontribusi secara positif terhadap konflik antara Rusia dan Ukraina
Dukungan dari masyarakat agama mayoritas membentuk kebijakan luar negeri Pemerintah Indonesia.
apakah ASEAN masih relevan bagi Indonesia? apakah ia juga masih berharga untuk tetap dipertahankan ditengah perang besar antara Amerika dan Tiongkok?
Menjelaskan tentang kerja sama politik luar negeri Indonesia dalam peningkatan pertahanan dan keamanan negara
Permasalahan di perbatasan kini semakin kompleks, Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan yang berhubungan dengan masalah di perbatasan
Tetap menjalin kerja sama , inilah Sikap Indonesia terhadap Kontra AS dan China dengan memegang prinsip POLITIK BEBAS AKTIF
Presidensi KTT Ke – 17 G20 ini menjadi keterlibatan terbaik Indonesia dalam diplomasi internasional dibidang ekonomi pada tahun 2022.
Politik Luar Negeri Indonesia di sektor energi pada masa kepemimpinan Presiden SBY
Politik luar negeri merupakan seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar wilayah suatu negara untuk menghadapi negara lain
Dalam menerapkan strategi hedging pemerintah Indonesia tentu memiliki berbagai kebijakan untuk menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Cina.
Cocokkah Pemikiran Kautilya dalam Siasat Politik Luar Negeri Indonesia?