MEMBACA gawe besar Pilwakot Semarang mendekati akhir ini semakin menarik dengan pendekatan konsep simulakra yang dipopulerkan
DALAM dua pekan ke depan, "pertarungan" Pilwakot Semarang akan mencapai puncaknya.
LEMBAGA survei memiliki peran penting dalam gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang berlangsung saat ini.
JELANG pelaksanaan Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang pada 27 November 2024, suasana politik di kota ini semakin memanas dan mencemaskan.
Dengan konsep "bocahe dewe" Yoyok-Joss melakukan immersion journey dalam proses pergerakannya tersebut.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang relevansinya dengan dunia kreatif dan inovatif yang menjadi denyut nadi generasi muda.
Pilwakot Semarang 2024 akan menjadi momen krusial bagi dua pasangan calon yang saling berhadapan dengan kekuatan dan strategi yang berbeda.
VITO CORLEONE (Marlon Brando) menghela napas panjang, dengan sangat tenang ia merespons seluruh laporan hasil dari tim bisnisnya sambil tersenyum
Ketua BAZNAS Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara (paling kiri) saat foto Bersama calon Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin.DI tengah gejolak
Bahkan aroma pengkhianatan yang dilakukan oleh jajaran direksi membuat Cha nyaris menyerah.
HAKUNA MATATA adalah sebuah frasa dalam Bahasa Swahili yang berarti "no worries" atau jangan khawatir.
Spongebob, bersama sahabatnya Patrick Star, menjalani kehidupan di Bikini Bottom dengan penuh keceriaan.
Foto pamflet kegiatan "Syukuran Warga"."Untuk partai penguasa, kampanye di sekolah itu tidak apa-apa, kalian mau apa?"MUNGKIN itu yang dipikirkan oleh
JELANG Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024, isu politik semakin memanas. Salah satu isu yang sangat rentan untuk dimainkan adalah
Genderang perang dalam Pilwakot Semarang 2024 sudah ditabuh, medan peperangan sudah terbuka lebar utamanya dalam jejaring sosial.
Terbayang peperangan ini akan menarik perhatian publik dan akan menyita energi yang begitu besar
Hal ini menunjukkan bahwa gelar tersebut tidak hanya sekadar simbol, melainkan mencerminkan sebuah identitas dan tanggung jawab.
Barangkali inilah salah satu domino effect yang terjadi dalam konstelasi Pilkada Semarang
Foto ilustrasi. AIWAKIDI cuma njegeges mendengar hasil rekomendasi pada detik-detik terakhir PDIP yang akhirnya mengusung Agustina Wilujeng --
Mbak Ita tersangkut dalam masalah hukum di KPK, terkait dugaan korupsi dan gratifikasi, yang menjadi batu sandungan besar bagi karir politiknya.