Doa dan pertobatan mudah dikatakan tetapi sulit dilaksanakan. Misa minggu ke-3 Advent, membawa saya pada permenungan tentang arti doa dan pertobatan.
Pertobatan sejati adalah panggilan untuk hidup dengan kasih, keadilan, dan kerendahan hati
Doa tobatku adalah pelita, cahaya kecil yang menembus pekat gelap hati.
Penyesalan terbesar adalah, merasa tersakiti oleh ulah sendiri, menyalahkan dunia yang tak bersalah
Dan Paulus menutup tulisannya tentang ‘gangguan moral seksual’ di Korintus dengan nasihat yang amat tegas, ...
Kau tak kembali, pergi selamanya. Bersama ombak penyesalan yang menggulung
Seorang nabi yang dipanggil untuk menyampaikan pesan Tuhan, namun malah berusaha melarikan diri.
Perlu usaha yang ekstra untuk menyajikan lagu yang indah di telinga penikmat musik.
Tulisan ini merupakan refleksi untuk menemukan sebuah ketaatan yang sempurna dan yang dikehendaki oleh Kristus.
Cahaya di Tengah Kegelapan: Menjadi Pelopor Pertobatan dan Pemulihan Diri
Fajar Baru Ranting pohon kering yang rapuh di pagi hari,Saksi bisu malam yang telah berlalu
Pertobatan berarti perubahan pikiran dan perubahan hidup yang berdasarkan iman kepada Yesus Kristus.
Masa depan kita seperti jembatan, tersambung oleh setiap langkah yang kita ambil.
Di dalam kegelapan jiwa yang menyelimuti, Kita menemukan keheningan yang membutuhkan cahaya
Evaluasi, Pertobatan sejati
Kini mataku terbuka perlahan akan realitas bahwa aku tenggelam dalam keberdosaan
Di medan laga dunia yang fana,Iman bagai perisai nan perkasa.Melindungi jiwa dari panah dosa,Menangkis godaan yang melanda.
Belum TerlambatBelum terlambat, kokCinta, pertobatan, ampunanJangan menyerah dulu, berusahalah terusTerobos ketakutanmu, tetap atur strategiLangkah
Retret Agung ini adalah kesempatan, Untuk mempererat hubungan dengan-Mu.
Kita ini debu, pada akhirnya kembali ke debu, Hanya sesal, maaf, dan pengampunan, dari nyalah kita. Pertobatan yang mendalam,