Jangan biarkan rasa takut gagal yang menderamu menjadi berlebihan. Itu akan menjadi fobia. Tepatnya, atikifobia.
Pendek kata, jangan karena takut tidak punya penghasilan tetap lalu enggan hidup.
Sekalipun kita merasa hidup kita tak lebih dari telur di ujung tanduk, jangan biarkan kesedihan merusak kesehatan mental dan fisik kita.
Jangan biarkan kesedihan merenggut kesehatan fisik dan mentalmu, Kawan.
Ketika kamu menghadapi rasa kecewa, biarkan hatimu merasakannya. Biarkan. Kamu tidak perlu menghakimi dirimu dengan mengatakan "ah, lemah!".
![Peri[h]bahasa dan Rasa Marah](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2024/06/25/pexels-yogendras31-8162438-667a36bbed641555f472ec82.jpg?t=o&v=410&x=225)
kesehatan jiwa itu penting. Banyak orang di sekitar kita yang berwatak demikian.
Ada dua hal yang kerap ingin kita sembunyikan dari orang lain, tahu-tahu malah kita sendiri yang membongkarnya sehingga orang lain tahu.
Bung Towel menanggapi usaha mengembalikan Nathan Tjoe-A-On ke timnas Garuda di Qatar, setelah Nathan pulang ke klubnya karena masa izin yang apkir.
![Setali Tiga Uang, Kamu dan Mantan Sama Saja [4]](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2024/04/23/pixabay-putu-elmira-66272277c57afb11330b7282.jpg?t=o&v=410&x=225)
Ada satu peribahasa yang pas ketika kita ingin membandingkan sesuatu yang level, harkat, atau nilainya sama saja.
![Minum Air Rasa Duri, Makan Nasi Rasa Sekam [3]](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2024/04/21/getty-images-istockphoto-kitzcorner-6624e93ade948f541f57d132.jpeg?t=o&v=410&x=225)
Belajar memaknai peribahasa seraya menyisir seni mencintai emosi negatif
![Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti [2]](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2024/04/21/istockphoto-1011077268-2048x2048-66246af414709340ac475bc2.jpg?t=o&v=410&x=225)
belajar menyingkap makna peribahasa guna mendalami seni mencintai emosi negatif
Gurulah yang membuatku bisa membaca dan menulis. Gurulah yang membuat tahu sejarah dunia. Gurulah yang membuatku banyak tahu agama impor. Gurulah yang
