Kritik, saran, sindiran terhadap orang lain yang jawab nya sudah jelas dan tidak perlu ditanyakan lagi.
Peribahasa ternyata juga berperan sebagai bahasa diplomasi.
Di bawah ini saya sajikan beberapa peribahasa yang kearifannya bisa dipetik untuk dipedomani dalam hubungan sesama anggota keluarga:
Di Australia jika kondisi kendaraan tidak prima, sebelum dites soal kemahiran berkendara, pasti sudah dinyatakan tidak lulus.
Dari semua peribahasa terlihat bahwa sebuah kemustahilan hanya bisa dimulai dengan berandai-andai (bagai), maksud hati, dan mengharapkan.
Dalam sebuah kitab klasik, saya membaca tentang tingkat kesulitan ini dalam sebuah kisah seorang pertapa yang sedang memberikan wejangan kepada murid
Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Keserakahan yang bisa dijadikan renungan: Jangan serakah dan jangan biarkan orang yang serakah mendekatimu.
Semakin dekat seseorang dengan diriku, semakin kenallah dia akan aku yang sejati
Kali ini saya mengulas Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Keseimbangan dalam Hidup.
Surga di telapak kaki ibu, salah satu peribahasa yang mengungkapkan betapa penting menyayangi dan menghormati orangtua
Biasanya, tema peribahasa tentang "sebab dan akibat" disajikan dengan kocak dan ada pula dalam bentuk teka-teki.
Kalau tidak eling lan waspada, kesombongan bisa menghinggapi diri siapa saja, entah orang miskin, kaya, bodoh, atau pintar, dsb.
Kearifan semua peribahasa ini bisa dirangkum ke dalam sebuah kata sekaligus akronim Jawa: ngelmu, angel sadhurunge ketemu