Biarlah, mereka kini memanggilmu pahlawan,Karena dulu kau bertahan tanpa dendam,Percayalah, tiap sanjungan adalah
Bermimpilah, karena mimpi adalah tempat terakhir, Di mana kau bebas, tanpa rasa getir
Kenangan Memudar, Harapan BersemiHanya teringat, bukan diingat-ingat,Kenangan muncul, serandom itu.
Dan ketika kamu merasa sendiri,Baca puisi, dengarkan apa yang ia katakan,Karena meskipun
Lantara waktu, berputar tak henti, harapan bersemi, namun tak pasti.
Pagi menjelang, mentari menyinari, membuka mata, hati pun berbinar.
Percayalah, semua orang berhak atas apa yang orang lain capai disaat ini.
Maafkan aku, akhir-akhir ini kau seperti tak mengerti. Kata-kata sulit tersusun rapi, hatiku merindukan pemahaman. Aku pun tak mengerti diri sendiri.
Percayalah pada diri sendiri, bahwa kamu mampu mewujudkannya,
Allah mengukirmu menjadi manusia yang lebih baik..
Menolak Lupa: Berkah TersembunyiJangan terpaku pada penolakan,Bukan kekalahan, bukan penilaian.Terkadang, itu arahan Tuhan,Melindungi dari jalan
Terukir luka di relung hati, kisah pilu yang tak terbagi.
Percayalah, suatu hari nantiAkan datang seseorang, melebihi ekspektasimuDia yang mencintaimu secara tulusDengan hati yang hangat, penuh ketulusan.
Indah Pada WaktunyaTetesan air menetes di atas batu,Lama kelamaan, batu itu pun terkikis.Kesabaran dan ketekunan adalah kuncinya,
Tetesan air menetes di atas batu,Lama kelamaan, batu itu pun terkikis.Kesabaran dan ketekunan adalah kuncinya,Untuk mencapai keindahan yang hakiki
Seberat apapun cobaan yang menghadang, Percayalah, semua itu baik.
teruslah bersyukur dan percayalah bahwa nikmat tuhan tidak pernah libur. Jadilah pribadi yang lebih tenang disetiap keadaan.
Mutiara di lautan lepas - Wawan Gunawan
Sekali ini saja, percayalah!Biar kulebur janji berduri ituMeski tidak dengan cara yang telah kita sepakati dulu
Walau sulit dan penuh dengan liku, tetapi ini jalan yang harus kamu lewat dan harus kamu selesaikan