Alif #3---Kugantungkan pucuk rindu inipada dahanMuyang tegap serupa alif,Sambil memandang perbatasan musimkurangkai satu satu serpihankerikil ya
Setelah lama merenung, aku akhirnya ambil keputusan. Pagi itu, langsung menemui bosku. Sial. Si botak sedang tidak di tempat."Nanti sorean, Pak Handi
Alif #2,Kepada jalan rayakutitipkan rahimku padamudengan segenap cintasewarna aspallegam,bila malam tibaKukunci rindu ini pada kenangantentang rahimte
----Saya sudah mengambil kesepakatan. Harga mati. Anak saya akan saya tarik dari sekolah. Kebutuhan yang melambung, mau tidak mau harus menyusun prior
Ada waktunya angin sore bercengkrama dengan daun mengibaskan penat luka duka menjadi bahagia ,ada saatnya senja di riak rambutmu bercengkrama dengan b
"Jika jenuh, pulanglah. Kampungmu akan menerimamu. Senista apapun dirimu. Sehina bagaimanapun tutur dan lakumu" itu pesan kakekku. Berpuluh tahun sila
Bijian gerimis yang menjelma hujan hari ini, membuyarkan banyak hal. Pertama, daganganku tidak laku. Perkenalkan, saya penjual es tebu. Bukan satu-sat
[caption caption="Sumber Gambar: http://majalahsakinah.com"] [/caption]Tangan di atas lebih baik ketimbang tangan di bawah. Peribahasanya begitu. Teo
Aku akhirnya kembali ke tempat initanah lapang dengan ilalangilalangnyamenyerupai riap rambutmu,kampung halaman yang bermukimdi kedalaman jiwa inimeng
Menunggu adalah ibadahseperti kamu ke masjidseperti kamu bekerjaseperti kamu tersenyummenunggu adalah seniseperti puisi buatanmuseperti patung
Sebelum aku meninggalkan kampung kelahiranku, barang sejenak kuhirup udara siang itu. Udara yang sejuk. Aku pasti mengingatnya. Kehidupan selalu menam
: tentang akhir pekan,akhir pekan selalu saja menemuikudengan setumpuk berkas masalahdengan sekarung keluhanbikin kerja otak mirip jalanankota. Macet