Peluh ini takkan pernah lenyap, Sampai kutemukan arti bahagia.
Dalam peluh yang jatuh, kau tanam harapan di tanah keras. Tiap tetes keringatmu adalah benih mimpi yang tumbuh, mekar di balik usaha tak kenal lelah.
Kegiatan dalam sehari dari pagi hingga malam. .
Pertama memang terasa kelatLalu terasa manis di mulut
Di setiap pagi yang dingin, ibu bangun dengan tekad membara, melangkah menuju medan perjuangan,
Senyum pria yang dulu ku sayangi dengan hati dan pikiranku, lalu pergi
Apa yang kita kerjakan, tuliskan, lakukan, mungkin bosan dan melelahkan. Bacalah dan temukan apa yang harus dilakukan.
Saat air hujan bercampur keringat lelah, Di antara butiran peluh yang berdansa
Langkahku terhenti, lelah merayap. Sepiring matahari perlahan tenggelam
Hujan dan senyumanmu adalah dua hal yang selalu kutunggu, sebab aku adalah kemarau bagi keduanya
Peluh luruh basahi tubuh Jalani perjuangan kehidupan yang terus bertumbuh
belum kering juga peluhmusejak engkau melahirkan kami ke duniasampai sekarang inisampai kami tumbuh dewasa dan menikah
Tiada usaha kan sia- sia, pasti selalu ada hasilnya
Telapak tangan mulai melepuh, Belum juga menjadi sembuh. Namun kau tetap saja bertahan, Karena keluarga butuh makan.
Melukis Kenang Pendidikan Profesi Guru
Kehangatan ini Terlalu muluk, hatiku kelesa dan merutuk.
Puisi 10 November, saya hanya pemuda cuman bisa puisi
Rasanya aku seperti melihat sebuah meja, mungkin dalam sebuah pesta, atau barangkali
Puisi tentang menyadari diri serta mensyukuri nikmat.
Berusaha mengebal lagi maha bebal di kepalaku, di kepalanku, di keterpanaanku, di keterpautan ,semesta dan waktu-waktu yang tak bisa aku peluk