Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur" adalah novel kontroversial karya Muhidin M. Dahlan yang diterbitkan pada 2003.
Orang mana yang ingin menjerumuskan dirinya pada profesi pelacur? Semuanya karena keterpaksaan seorang ibu yang menafkahi anaknya.
Eksplorasi Kebebasan dan Kehidupan yang Terkungkung
Buku ini tidak hanya menjadi teman duduk, tapi ia lebih sebagai petunjuk yang menuntun pembaca ke arah sudut pandang berbeda
“Aku memiliki masa lalu yang kelam. Kuharap kau tidak lupa bahwa aku dulunya seorang pelacur.”
Kumpulan cerpen Pelacur Itu Datang Terlambat.
Nenekku asli Eropa, kakekku pejuang Indonesia. Nenekku entah mati di mana?
Apapun cemooh masyarakat terhadap pelacur, ia masih mempunyai cinta kasih dan solidaritas terhadap sesama.
Katakan kepadanya, engkau juga butuh belas kasihan, tanpa harus melorotkan celana dalam.
Melalui perspektif kaca mata seorang penulis, kita jadi tahu bagaimana rasanya hidup sebagai sang tokoh utama dalam sebuah cerita.
Para ulama mengharamkan jual beli benda-benda yang pengunaannya dibatasi, seperti jual beli Anjing
Perempuan Indramayu seringkali diidentikkan dengan pelacur, TKW, dan janda muda. Citra inilah yang semerbak ke berbagai daerah.
Dalam sejarah manusia, keserakahan selalu menjadi pintu kehancuran. Dan sejarah pun menjadi cerita yang diputar paksa demi rakus takhta.
Dari sekian lelaki hidung belang yang rajin menjamah tubuhnya hanya Sukarman yang punya permintaan aneh-aneh.
Aku masih jauh dari itu Perlu belajar dan berlatih sepanjang hayat Terkadang harus jatuh bangun dan terseok Hanya kekuatan Sang Khalik yang menopang
Berita ini sebenarnya tidak baru baru amat , bulan April 2020 .Tidak apa apa kalau mau diviralkan sekarang , karena nyatanya kata kata itu
Pelacur, PSK, gundik dan berbagai macam sebutan yang dilontarkan kepada para penyedia jasa yang menjual tubuhnya kepada para pria hidung belang ini bi
Pada suatu hari terjadi keributan diluar rumah saya dan saya pun datang untuk mengeceknya. Diantara deru cacian, makian, juga kata-kata kasar yang ter
Sebuah ulasan Artikel karya Ari Sapto, berjudul "Keterlibatan Bandit, Pelacur dan Seniman dalam Perjuangan Kemerdekaan di Jawa Timur (1945-1950)" dala