Puisi patidusa adalah sebuah teknik puisi yang barisnya terdiri dari empat, tiga, dua, satu kata.
Agro wisata kopyor, wisata yang tidak hanya menyajikan kuliner tetapi juga memberikan edukasi tentang kelapa kopyor
Penat bisa datang kapan saja, kita hanya harus merelakan sedikit waktu untuk berhenti sejenak
Rumah menawarkan pelukan yang sayang untuk dibuat kecewa, sebab khilaf sebaiknya tidak diulang
Selalu ada kesempatan untuk kembali sebab kasih sayang akan memaafkan
Dunia menawarkan beragam ujian, berhenti merasa tinggi dan tak berbatas
Tiada manusia sempurna dan ketika kesalahan menerpa, fokus pada pembenahan diri.
Kita tidak bisa selalu kuat, bersabar juga memiliki sekat, sesekali menunjukkan lemah bukan musibah.
Kerinduan akan masa lalu sering kali kembali terngiang. Semoga kebaikan senantiasa tercurah atas hal-hal baik yang pernah ditorehkan.
Sore ini menyapa dengan puisi patidusa tentang pohon di pinggir jalan merintih. Selamat membca, semoga berkenan.
Menutup malam dengan sebuah puisi patidusa berima. Selamat membaca, semoga suka.
Atas nama cinta, tekad membara, ikhlas suci menjalani
Satu kata suci maaf, arunika baswara memesona merona
Hari Raya Idul Adha kesungguhan iman yang dicontohkan Nabi Ismail
puisi memaknai hidup yang dituangkan dalam genre patidusa mix akrostik
Sesuatu yang baru bagiku, menulis puisi yang bernama 'Patidusa'. Mencoba menuliskannya.
Puisi Musnah nan diharapkan, Janganlah sampai runtuh iman