Di dalam kehidupan seringkali kita mendapati hal-hal yang pada awalnya manis tetapi di akhirnya ternyata buruk
Puisi Tentang Kopi
Terinspirasi dari perumpamaan pagi ini, Aku goreskan tinta di atas kertas putih ini.
Meminum kopi adalah menyimpan dilema. Antara manis dan pahit. Antara aroma dan getirnya rasa. Tapi hidup itu soal pilihan.
Puisi yang bercerita tentang diri pribadi yang harus banyak belajar untuk mencari banyak pengalaman hidup.
Berbicara lama, tentang masa lalu dan harapan, bangkit dari kehancuran, dengan tekad dan keikhlasan.
Janji manis, semanis mulutmu. Pahitnya kenyataan, sepahit lidahmu. Hidup tak kunjung berbuah manis
Ada rasa di pahitnya kopi. Bukan manis atau asin, tapi rasa pahit itu. Seakan menawar rasa, membawaku bermenung seperti Sartre. Sendiri dan menepi.
aku dan kamu bagaikan teh manis dan teh pahit pernah menjadi satu tapi juga tak pernah bersatu
Hikmah disetiap pahit yang kurasa, terukir pelajaran yang berharga untuk kehidupan
Edisi mengantuk tak terkira, sambil menyelesaikan tugas.
"Selamat Datang di Manggarai Timur, Selamat Menikmati Manisnya Kopi Pahit”. Inilah jargon yang sangat terkenal, khususnya bagi para pendatang baru
Lebaran yang dipenuhi dengan sukacita rupanya juga mengandung kepahitan mendalam bagi para pendukung Klub Barcelona
Sebuah obrolan diri (self talk) yang terinspirasi dari tumis pare yang pahit.
Maaf massButuh uangBukanBaju baruBukanLaluAku hamil
Menyeduh kesedihan di cangkir hati. Air mata sebagai sendoknya. Menghirup uapnya yang tercium pahit.
Pare adalah salah satu diantara banyaknya sayuran yang cukup populer dan sering kita jumpai.
Sajian pahit manisnya kopi bagai sajian pahit manisnya hidup.
Awal yang pahitDiawal yang pahit, getir rasa merayapLangkah terhenti, dalam kegelapan mencari jawab.Bungan cinta layu, di rerumputan kecewa,
Kopi yang pahit pasti akan memanis dalam kesungguhan.