(Do’a untuk seorang bidadari pernah singgah dihidupku) Setiap tahun Aku do’akan selalu untuk mu Jarak membentang Bertahun kita telah berpisah
Entah Rimbun menghimbun Lembut mengalun Ia adalah rasa Asa menancap Namun tertegun Aku, kau tak berbaur dalam rasa Mengintai sudutsudut waktu
Ketakmampuanku menciptakan sayap Seiring berterbangan burung pulang ke halaman Rentetan jiwa kian berpacu Diantara gejolak jiwa teduh Duhai kau pe
Jalan batu penuh debu Ku gandeng tangan mu berjalan dengan ku Aku tak tahu bagaimana cara menceritakan semua itu Sebelum persimpangan ego merajai
Menelusi jalan diperempatan malam dalam hiruk pikuk kegaduhan suara suara penghuni malam yang terlewati yang hamper sepanjang jalan T.Nyak Arif kota B
“Kita putus” Apanya yang putus “hubungan kita” Kenapa harus putus “ya putus” Tapi apa salahku “ngak ada” Jadi “jadi kita putus karna sudah tak
Senja datang dalam senyuman seorang perempuan berkerudung putih, langkah kakinya pelan tapi pasti mengintai sudut sudut waktu dalam sabarnya yang ikhl
"Bek riyoeh that kah" gumam si Rahmad pada rekan kerjanya, sambil mengutakatik notebook diruang belakang kantornya, angin sepoy sepoy mulai menyerang
Tarian tak jelas irama terlihat menggangga diantara gerimis turun sore hari, ya perempuan itu tersenyum manis dibarisan deretan took dengan tas dibahu
Tepatnya tiga tahun lalu Aku berdiri disana Menata mawar cinta Dan pada suatu purnama Aku menjelma melihat rona-rona cinta Dan merapikan rambut
Ah. Semilir malam berhembus perlahan tak kala kita dalam atap yang sama berteduh ketika hujan beranjak setelah membasahi bumi, ya kita baru saja membe
Wajah gelap kian memperlihatkan sore kian beranjak pergi diantara rinai hujan menguyur menyirami bumi setelah semalam juga disiramnya, sebidang meja k
Lelaki kelihatan gagah dan perkasa namun dibalik semua itu tersimpan berbagai misteri dan fatamorgana, manusia bertopeng menutupi kebusukannya dalam c
Ntah salam apa yang sepantasnya aku persembahkan teruntuk dirimu, seluruh salam cinta dan sayang ku ikut sertakan dalam lembaran ini, maaf beribu maaf
Hawa dingin masih bergelut diantara gelap malam, suasana disalah satu warung kopi dalam wilayah Ulee Kareng terasa sepi padahal pengunjungannya banyak
Belaian kemesraan meredup perlahan Meninggalkan senyap dibibir senja Gelatik engan meraung Dimalam dingin sendiri Menunggu bintang jatuh Ternyata