Sang malam bertabur lintang Warna sayup-sayup lembayung Kelap-kelip menyambut dinda tiba
Aku mengagumi perangai yang sederhana darimu, yang melenggang bertelanjang kaki di bawah remangnya senja.
Entah siapa yang mengutusmu, Meski akan rebah juga ku menahan palu Menjadi yang terlupakan
Daun-daun berguguran pada musim iniDebu lebu tanah beterbangan tak tentu arahDihantam puting beliung kecil
Tak pernah sepi Tak pernah sunyi Ketika hadir bayangmu Di tepi-tepi
Sontak sepenggal dunia membelanjakan imannya Untuk sebuah terong: Penganutnya berkomat-kamit membisikkan nyalinya
Ketika kau melihatnya bercumbu, nyata itu. Karena duka kau tak bisa bersama.
Waktu saling bersinggungan sejenakWaktuKita satu sama lain saling membelakangiKita tak saling mengenalKita bertemuDi ruangan ituJalurku berbedaDengan
Biarlah sorot terang membalut tubuh indahmu Biarlah kami dengan karya ini Menontonmu saja