Seseorang pernah mengatakan, 'bahwa dirimu adalah guru, penasehat, teman, lawan, orang tua, saudara bagi dirimu sendiri.'
Puisi yang berisi refleksi dan pemaknaan atas kemerdekaan.
Tapi jangan merasa mengejar ketertinggalan,limit mu dititik ini, bukan pada sudut pencapaian mereka,tak ada yang tertinggal
Perang begitu dekat Peringat akal sehat Lantas, apa yang harus dipersiapkan? Tuntut hati mengimbau pikiran
Persepsi tentang ketakutan, kekhawatiran berlebih hanya bisa dikalahkan dengan persepsi baru tentang ketakutan itu sendiri.
"Jangan terlalu kepo dengan masa depan, jalani saja. Semakin kamu pikirkan, semakin diterka akhirnya kamu sendiri yang pusing,"
"Nggak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain untuk merasa lebih baik," ....
"Nggak ada yang terlalu alay atau lebay untuk dipublikasikan, semua hanya prasangka pikiranmu, Nuul,"....
"Saya nggak hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain,"
Niat dan semangatmu akan membantu. Diya ingin menjadi orang sukses, setidaknya Diya punya cita-cita kecil yang ia harap bisa mengubah hidupnya
Puisi dari seseorang yang masih berjuang tapi didesak uang.
Cerita dari keseharian seorang ibu yang tidak baik-baik saja.
Menyiapkan bekal sebelum pulang, sama pentingnya saat menyiapkan bekal saat akan berangkat.
Jangan mau disetir, dikendalikan. Sebagaimana individu, kita merdeka.
Kamu Hanya Belum Tahu, Bukannya Bodoh
Aku sudah terlalu lama terbiasa, berpikir atau tidak, pun aku tetap sama. Raib yang gagal dan tertinggal. Save me.
Ada banyak jenis kebahagiaan, kamu hanya boleh memilih satu. Jika memaksakan banyak kebahagiaan, kamu hanya akan menjadi seorang yang rakus.
Suaramu akan tetap berarti jika memutuskan mengungkapkan kebenaran, jika bukan sekarang mungkin ia akan muncul dikemudian hari.
Salah satu fenomena memprihatinkan yang sering saya temui adalah "salah jurusan", baik di tingkat SMA maupun Perguruan Tinggi. Saya pun tahu rasanya,