Tak ada kuasa bergerak lagi Hanya karena sebuah rindu yang menjadikan beku
Jika masih ada ingin Bagaimana bisa membiarkannya lalu pergi
Dan kamu telah menutup tingkap-tingkap rinduku yang kelabu
Dan cinta kadang membuatku tersendiri di siniTerlalu banyak memberi namun akhirnya justru mengusir pergiRasa iri itu tak perlu ada pada diri
BenarMemang aku mungkin sedang bergumul dengan diriku sendiriAku sedang berlindung dari sengatan memori yang kubuat sendiri dalam balutan seumpama
Ah seandainya saja ada kita di bangku taman ituTentunya aku tak perlu membeku dalam dinginnya suasana
Aku menarap hamparan putih salju sepanjang jalan. Dinginnya menusuk sampai ke relung hatiku yang dilanda rindu
Namun bila benar-benar cintaMungkin akan tetap ada kata memaafkan di sana
Memercik segala keharuman yang dipunya Dengan segenap daya membuat bahagia Ada suka yang tak dapat dikekang
Aku ingin menumpamakan rasa ini dengan apa Aku sudah bosan pada semua ibatat yang kubuat
Susah tidur karena terkenang Tak bisa berhenti apalagi jika harus membuang
Yang jelas bukan kamu atau aku Menjadi bukti rasa di hatiku yang juga ikut pergi
Selamat bagi semua peraih K-Awards di Kompasinival 2024 ya. Tetap semangat menulis.
Jadi mengapa menikah jika bukan untuk menggenapi panggilan dan tujuan hidup menurut Tuhan Sang Penguasa jiwa manusia?Jawablah sendiri menurutmu
Lagi kutemui bangku kosong di sudut taman Cahaya yang temaram menambah sendunya
Iya aku pernah mengalami itu semua Hingga kini pun kadang masih sama
EntahMungkin pernahMungkin tidakJika aku dan kamu akhirnya saling menolak
Sungguh aku mencoba bersabar dalam rasa Bahwa ada asa untuk kita
Seandainya saja bisa mengusahakannyaPasti sudah namun tiada gunaDu ufuk rindu bayangmu terus mengangguHingga tiba ku menutup mata dan masih seperti it
Terkadang aku pikir kamu sudah mengunci hatiku sehingga tak bisa mencintai yang lainnya tapi kamu