kalau kalian cari ide cerita ala detektif dengan balutan mitologi dan supranatural, novel Qi-Sha: Tujuh Bintang Petaka ini malah terasa lebih kuat
Sepuluh hari telah berlalu sejak batas akhir sayembara cerpen horor mandarin yang diselenggarakan oleh komunitas Pulpen di Kompasiana
Desain cover novel petabhumi (sumber: dokumen pribadi)Semenjak waktu diciptakan, saat yang paling dinantikan adalah kapan kiamat akan menghancurkannya
Tak terasa, setahun sudah hampir berlalu sejak novel pertama, Berdansa Dengan Kematian terbit
Chuang termenung. Ia baru saja menerima telpon dari sahabatnya, Rusli
Prolog Novel: de Oud Ziel (gambar: vecteezy.com, diolah pribadi)Serba putih. Tembok yang dicat putih, gorden bewarna putih, meja, pagar, pintu kamar,&
RUMAH Bakmi Hao kembali ramai. Tidak ada waktu lagi yang tersedia bagi Chuang untuk mengatur strategi. Apa, bagaimana, dan di mana mencari jodoh.
SAYANGNYA Chuang memiliki kebiasaan buruk. Ia adalah tipe pria pencinta guling dan kasur.
Chuang merasa seperti ada sebuah kekuatan yang mengobok-obok perasaannya. Menghadapi kenyataan bahwa hidupnya sudah tidak terlalu lama lagi.
Suara cempreng dari lelaki yang dipanggil Aki Hensa itu terdengar mengerikan.
Sinopsis ini dibuat untuk menjawab pertanyaan dari para sahabat. Selamat menikmati ~ Acek Rudy
Gambar cover Novel Qi-Sha (sumber: dokpri, desain oleh Andri Sonda)"Ha? Novelnya sudah jadi?"Itu adalah seruan kaget yang bikin hidung saya kembang ke
"Hei kamu, apa yang kamu lihat?" Chuang berseru kepada seorang kawannya yang bernama Hoey Beng.