Rasanya manis, lezat, dan nikmat hingga gigitan terakhir.
Baiklah nona, aku telah mengetahui isi tulisanmu walaupun butuh beberapa kali aku mencoba memahami tulisan itu.
Nama yang diberikan bukan hanya sekadar label, tetapi merupakan pengingat akan pentingnya warisan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Di zaman ketika surat-surat sudah berkarat, seorang muda jelata menulis surat untuk merayakan hari jadi Nona. Sesuatu yang tiada harga sama sekali.
Nona sedang berhutangPada tuan yang malangDibelahan jalan ia menjahit jarak yang semakin renggangTak pernah memiliki waktu senggangTuan selalu melukis
Kau bagaikan pulau panjang yang disebut Halmahera.
Jika nona mencari kesempurnaan Nona tidak sedang mencari cinta... Sebab keajaiban cintaJustru terletak saat mencintai segala kekurangan dari yan
Malam ini kepala sungguh berisik, suaranya sungguh liar hingga jam dinding pun menanyakannya. Kau kenapa? Mukamu runyam, baikah
Amel, Aku demikian pensaran, kamu sedang apa hari ini? Aku tak mengerti, kenapa rasa ini ada. Meskipun aku dan kamu tak kunjung bersua.
Kau pintar, kau bijaksana, dan istimewa Nona - Atanshoo
Datangnya telah ditunggu, undangan telah sedia. Pemilu telah dekat. Mari bersiap!
Jangan nona, jangan runtuhkan kepercayaan dirimu hanya karena Aku.
Nona; puisi untuk dia yang sudah pergi jauh tapi masih ingat tentangnya
"Terjebak dalam tatapan, cinta diam-diam tumbuh. Ikuti kisah pria yang rindu pada wanita berhijab, lalu 'Terpesona Selamanya'."
Aku tak ingin lagi mengusik, kubiarkan kau di tempat "aman"
Cerita Nona mengenal kekasihnya hingga doa dan harapan baik tetap dilantunkannya dengan harapan semua akan indah pada waktunya.
Menceritakan tentang keresahan Nona yang sungkan untuk menjalin hubungan lagi dengan laki-laki, tetapi siapa sangka ia menginginkan tuan.
Ada raut kecewa di wajahnya ketika saya menemuinya di pelabuhan speedboat. "Gimana, berhasil traktir Nona kenalan kamu nggak?"
Aku bersua denganmu. Tak sengaja, sembari memperhati