Menyibak tabir sejarah memberi petunjuk tentang jejak prasasti fasisme di Indonesia.
Tak Dapat Ku Ucap Sampai Jumpa Y. Nindito A. Gelap barulah lalu Sejenak saja rasanya malam Hari pun menjemput terangnya Naikkan kelambu pagi cera
Semerbak Kamu Y. Nindito A Baru saja hari menjemput masa Tiada lagi kamu di sini Namun dari sini Dari pelukan hangat baju ini Ku rasa kamu belum
Sajak Menanti Hujan Y. Nindito A. Kurengkuh musim semi di taman hati Bersemi musim yang tiada pernah kudapati Sungguh lembut pelukan mentari Dan
Senandung Y. Nindito A. Ku dengar senandungmu Ku dengarkan senandungmu Di kala langit sendu, awan pilu Sepanjang perjalanan itu Sekilas, seber
Laci Y. Nindito A. T’lah bertumpuk lembar-lembar tulisan Ungkapan isi jiwaku Tentang segala indahmu Kini tersimpan rapi Di dalam laci hatiku
Ayat-ayat Cermin Y. Nindito A. Dan terukir di sana Putih kuning meronamu Cantik wajahmu Kilau bola matamu, gemas pipimu Manis senyummu, di merek
Sebuah Sajak tentang Senyumanmu Y. Nindito A. Senyumanmu sore itu buat ku tak ada bedanya dengan dinding-dinding batu di sepanjang koridor itu
Melati Y. Nindito A. Dikau kuntum melati pujaan Dipangku ibu pertiwi di haribaan Dikaulah sungguh putri kesayangan Dari Sang senja merah jingga b
Wanita Y. Nindito A. Wanita Engkau begitu lincah, Bagai helai sang putih merpati Begitu halus, begitu lembut, mungil suci Terbang melayang, berk
Sebesar inikah? Y. Nindito A Terperanjat aku Seakan berhenti aliran darahku Sungguh namun, degup jantung tak henti berdentang Sekalipun telah beg
Senandung Y. Nindito A. Ku dengar senandungmu Ku dengarkan senandungmu Di kala langit sendu, awan pilu Sepanjang perjalanan itu Sekilas, seber
Ketika Hujan Y. Nindito A. Ketika hujan Licin Aku Terpeleset dalam lamunan Terjerembab dalam angan Ketika hujan, aku Basah, kuyup Oleh rintik
Detik-detik Y. Nindito. A Detik pertama, ku terpesona Detik ketiga, mata ini tersilaukan oleh karena merona indahnya Detik kelima, seakan ku
Dongeng Y. Nindito A. Ku tahu akan satu hal itu Kamulah dongeng yang dikisahkan oleh-Nya, Sang Maha Sutradara, Tuhan Maha Semesta Di tiap malam d
Sapaanmu Y. Nindito A. Tak dapat terkira Ku jumpa kamu lagi, bidadariku, dewiku Tak hanya kamu panggil namaku dengan belaian lembut suaramu