Bagaikan mentari di ufuk timur terbit Timnas Indonesia berjuang, tak gentar dalam kritis di bawah asuhan Shin Tae-yong
Lembah Hokeng,Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Hingga waktu tua memanggil,Ia tetap gigih, ia tetap setia,Tangan kecil yang dulu berjuang,Menjadi saksi cinta tanpa
Yuk mampir ke masjid Xiangzhou di Zhuhai dan nikmati sashlik di resto di sebelahnya
Kicau burung bernyanyi Memadu nada dengan kokok ayam jantan
Suara itu makin jelas terdengar Heninglah.. Abaikan segala suara di sekitarmu Pejamkan mata dan pusatkan rasa
Di kampung sepi, di tepi talang Malam menjelang Sunyi Senyap
Bergerak dibawah kolong langit melintasi kebisingan kota para raja, disaksikan kesunyian nan dalam sungai bengawan solo
Pada akhirnya waktu yang akan mempertemukan mereka.
Diginnya malam tak mampu menembus raga yang termenung ditempian kota.
Perasaan mencintainya muncul secara tiba-tiba dikala dulu berharap untuk tidak mencitainya.
Merindu diksi di peraduan yang samar tersirat pesan di relung yang tersembunyi
Berputar roda sang mentari menyapa pagi dengan mentari terbitnya
Walau jiwa ini rapuh tapi ada rasa. Tak sepantasnya hati terluka, ucap dan walau ada nestapa tetap hati meronta ada rasa.
Cinta Suci Kasuari & Cendrawasih Sawit Su Pisahkan
Kemanakah tuan pergi tinggalkan daku? Tak sayang kah gerangan akan kenangan kita bersama?
Tetap bersyukur menyambut pagi indah bersemi dalam diri
Mengurai Benang Kusut Intoleransi: Puisi ModerasiDi bumi pertiwi yang elok nan permai,Beragam budaya terjalin erat, bagai benang sutra nan ramai.Namun
Begitulah kasih harus tertanam di hati hingga abadi