~Seutas pesan menyambut titik nadir kehidupan, terkadang kian hari kita hidup di dunia kita teramat lupa bahwa ada kehidupan setelahnya.
Kehangatan perlahan hilang Berganti kedinginan Tanpa suara Apalagi kata-kata
Segala hal yang telah kita upayakan secara maksimal, penuh usaha, doa dan ikhtiar adalah hak preyoregatif Tuhan untuk mengabulkannya.
tentang semangat untuk berjuang dan tumbuh
Sebuah puisi yang berharap bisa mengembalikan marwah pada keluhuran sastra dan maknawi
Dunia menghadirkan pilihan-pilihan hidup, Dan kita menangkap kemudinya, Sesuatu telah bermula sebagai mata air cinta, cita dan iradat
utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut
Sudah tiga bulan Yon Hu Gelisah. Kelakuan istrinya sama sekali berubah. Sifatnya benar-benar lain, dingin laksana gumpalan es dalam freezer. Entah apa
Aku dan kamu membahas kita sebagai kenangan.
Paling patah adalah mengenangmu. Membiarkanmu pergi tanpa rela. Menatap foto usang dilayar handphone. Mencari namun tak dapat menggapai. Ingatlah deng
Melawan kata hati dan berada disudut temaram. Tak perlu lagi berpura-pura segala yang berujung luka digemakan sebagai tanda bahagia. Nanar, tak berday
"Bagaimana jika semua waktu yang telah berlalu kerap menjadi ancaman untuk hidup ke hari depan?"Ah, tak mengapa. Aku cuek saja. Kadang merasa asing di
17 A untukmu, untukku, untuk kita, 17 A