Review novel Harimau-harimau. Bagaimana membunuh harimau di hati kalian
Potret kehidupan di Jakarta tidak lepas dari kesenjangan antara kehidupan orang-orang miskin dan orang-orang kaya.
Revolusi kemerdekaan Republik Indonesia pecah. Namun bukan berarti perjuangan melawan penjajah telah usai sampai disini.
Jokowi jelang lengser banyak dirundung kemarahan sekelompok orang. Yang disesalkan kemarahan itu banyak yang tak mencerminkan latar ketimuran kita.
Mereka melakukan hal tersebut untuk persediaan di luar kota. Belanda pun mempunyai strategi politik yang membuat Perjanjian Linggarjati
Kenapa masih saja ada orang yang percaya kepada kesaktian seseorang yang dijuluki "orang pintar" untuk bisa melipatgandakan uangnya?
Muchtar Lubis mengatakan karakter masyarakat kita itu feodal dan tidak bertanggung jawab. Sumpah Pemuda berbeda dengan politik hari ini yang identik
Pada 26 Juli 1922, penyair Chairil Anwar lahir, maka pada 26 Juli 2022, si ‘Binatang Jalang’ itu genap berusia satu abad.
Sembari memperkenalkan Hana Abdacabra dan Ara Melodimen, tulisan ini memperkenalkan Hana Cadabra dan Ara Melodimen.
Pada novel "Jalan Tak Ada Ujung" ini, penulis menyoroti bagaimana manusia merasa takut, takut akan berbagai macam hal
Mochtar Lubis dengan kapasitasnya sebagai penulis yang cukup berpengaruh dalam dunia sastra, ternyata juga memiliki karya jurnalistik.
Karena lagi pada rame ngomongin bule (baik bule yang beneran berkulit bule, maupun yang menjadi 'bule' karena kewarganegaraannya alias WNA), saya jadi
Tidak ada jalan mekanis untuk mengarang.
menulis tidak berbeda dengan berolahraga. keduanya butuh energi.
Novel "Harimau! Harimau!" Karya Mochtar Lubis menceritakan tujuh orang pencari damar yang hendak dimangsa seekor Harimau tua di tengah hutan.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pada perwatakan tokoh Wak Katok yakni :