Tak harus merasa benar dalam kondisi diri yang masih harus banyak belajar.
Mari memberi keadilan pada anak-anak. JAngan biarkan mereka terancam di ligkungannya sendiri.
Bahwa setiap kesalahan, kekurangan, kekurangtepatan, ketidaksinkronan, ketidaksimetrisan yang anak-anak tunjukkan, sesungguhnya bisa digali alasannya.
Akang Teteh dan Ibu Bapak yang dari tanah Sunda mungkin familier dengan istilah "angkaribung".
Sangat mausiawi ketika di antara kita merasa stuck dan bingung harus berbuat apa saat harus menghadapi spontanitas dan impulsifnya anak-anak.
Lalu apa hubungannya dengan konteks jaga jarak yang mengemuka pada sejak kemunculan fenomena pandemi COVID-19?
Mari terus merekonstruksi pengasuhan. Jadilah pengasuhan kita adalah pengasuhan yang menghidupkan.
Hal yang patut kita perhatikan dalam proses pengasuhan anak adalah sedapat mungkin menghindari timbulnya gangguan kepribadian
Anak kita butuh mental bertahan. Maka memanjakannya menjadi kurang relevan untuk dia dapat tumbuh dengan tangguh.
Anak adalah seorang manusia yang tengah berproses. Proses menguasai, proses memahami, proses mencoba.
Cek dulu kondisi hati, saat kita banyak mengekspresikan kesal kepada buah hati. Jangan memaksakan komunikasi dalam kondisi emosi yang tak stabil.
Bila kekesalan pada pasangan, masih sangat berpotensi untuk dibenahi, kenapa masih fokus pada perpisahan? Takar kembali dampak trauma pada anak
Bagi siapa pun yang pernah melewati satu gejala yang sama --trauma oleh pihak sekolah, misalnya-- kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini.
Setelah kesabaran, selanjutnya adalah kesadaran. Apa yang dimaksud sadar dalam hal ini?
Riak pertengkaran yang tak terkelola dengan bijak akan memunculkan ketelantaran anak-anak.
Bagiamana anak-anak mengenal siapa Nabinya dengan benar. Karena parenting islami tak cukup sekadar dikenalkan melalui simbol dan perayaan.
Kita bisa mendeteksi permasalahan pada perkembangan anak kita, dengan cara mengetahui faktor penyebab. Begini penjelasannya
Berkaitan dengan neurosains dank ke-NLP-an, dalam dunia pengasuhan, itu ada istilah positive parenting.
Bebicara pengasuhan, masih belum bisa lepas dari konteks mindfulness.
Masih banyak alasan di zaman serba berlimpahnya informasi? Masih memilih lebih banyak diam, di saat melimpahnya lahan-lahan mencari ilmu?