Maaf jika rinduku terlalu sering menyebut namamu dalam doa yang lirih, dalam bisikan yang mungkin tak akan pernah sampai.
Merinduby: D Sulistyo Sayang .......pori-poriku merinding saat ku merindumerindu suara tawa berkecipak airmerindu wangi pinus dan gelagahrindu
Secangkir kopi kini telah dingin didekap gelapnya malam.
Merindu diksi di peraduan yang samar tersirat pesan di relung yang tersembunyi
Rindu itu bukanlah permainan, ia mengakar dalam dada.
Merindukan nya yang tak tau apakah diri nya juga merindukan ku
Serpihan kerinduan kini berkeping mengiringi langkah mengharapkan cintanya bersinar kembali
Edisi mengantuk tak terkira, sambil menyelesaikan tugas.
Di malam yang sunyi, purnama bersinar, menerangi langit dengan cahaya yang lembut.
Ku terhanyut dalam rasa yang tak ingin ku lepas, hangat dalam pelukan.
rindumu membentuk rinai di mataku, yang dulunya kita tanam melalui bulan, dan rindu menjadi satu setelah kita disatukan
Rindu saat kehilangan dan Rindu saat ditinggalkan
Bulan bundar menyapadi balik jendela menjenguk hati yang merindu,merengek, minta dipeluk.
Senja yang merindu datang menghampiri. Warnanya mengalun sepi di langit sore
Ketika rinduku sedang berkecamuk justru kau balas dengan sikap diam dan membisu.
Ternyata mereka saling merindu, baru beberapa hari tidak bertemu.
Dua sahabat sahabat yang saling merindu ingin bertemu.