Bising dunia yang tiada henti, Tidak lagi ku izinkan merasuk. Pintu kedamaian ini aku kunci, Hanya untuk hal-hal yang memberi damai.
Membawa kita terhanyut dalam kenangan.
Seperti rumput yang tumbuh subur karena mampu menyimpan air hujan, Kamu dengan air mata rindu selalu tumbuh dihati
Rindu selalu datang setiap waktu namun selalu memuncak ketika akan tiba senja, meski tak selalu mengejawantah.
Keadaan yang mencemaskan; ketika malam, hujan dan rindu menjadi satu kesatuan yang mendera lahir, merasuk batin
Seumpama diriku bertumbuh di pekarangan aku telah sempurna menjadi tawanan
Sayang,Maaf,Aku mencintaimu Sayang,Terimakasih,Kau mencintaikuKlaten, 22 September 2016