walaupun ada sebilah pisau yang akan dipakai menikam kapitalis di ujung senja, sejak kematian itu terus berjatuhan dari kampung ke kampung lainnya
Di sebuah desa yang damai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal duduk berkumpul di warung kopi sambil menikmati segelas minuman.
Bahagiaku selalu mengorbankan bahagia dan ceriamu. Hanya doa yang kiranya menjagamu.
Raungan kerinduan menderu Mengapa sunyi menikam rindu
Patah hati yang disengaja Seharusnya tidak ada, Jika kamu tidak membiarkan pintu terbuka untuknya.
Bersamamu setelah ribuan jarak kita lalui, menerobos hujan kecemasan, meniti kilatan kilatan petir menggelegar. Aku masih belum mampu menyentuh relung
Kata-kata adalah pisau paling mematikanYang lahir dari rahim. Terkurung di pikiran,Menikam ketika dituliskan.Kata-kata adalah suara sepiDibuat de
Rautmu pucat Mata terpejam bibir membiru Terbujur kaku Nafas tandas tertiup lalu . Kau cantik, tampan, juga rupawan Tapi entah Ke
“Empat hal untuk dicamkan dalam kehidupan: berpikir jernih tanpa bergegas bingung; mencintai setiap orang dengan tulus; bertindak dalam segala hal den
[caption id="attachment_83721" align="alignright" width="150" caption="Penulis sendiri?"][/caption] Tampa kita sadari bangsa kita juga jauh terpuruk