Hidup adalah perjalanan yang penuh liku, dan tidak ada yang lebih indah daripada memiliki seseorang yang bersedia menemani kita sampai akhir usia.
Meski masih muda, Faeyza sudah menunjukkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Dia berusaha menjadi contoh.
Dicintai di masa muda, lumrah terasa, Bagai mentari pagi yang hangat dan ceria.
Puisi: Kidung Tekad Baja Wahai jiwa, peluklah erat lara dan nestapa,Rasa sakit, rintangan
Di relung hati terukir janji setia,Bersamamu langkahkan kaki tiada henti.
Genduk kemudian meninggalkan rumah sakit dan naik angkutan online kembali ke rumah. Setibanya di rumah, ia langsung mandi dan bersiap magriban.
Sarapan pagi kali ini disajikan dengan segelas wedang jahe hangat.
Saya tak akan pernah bosan mengingatkan dirimu untuk tidak terlalu terburu-buru dan harus selalu menjadi orang nomor satu atau yang terdepan.
Di langit malam yang kelam, Gemintang berkelap-kelip bagai permata.
Cukup kamu kini dan selamanya, menemani di setiap langkah kaki.
Ketika sajadah menjadi teman kelak membentang sampai pintu surga
Diawasi dan dijaga ketika bermain. Tentu perasaan anak akan sangat senang
Menghibur Ibu yang sedang bersedih karena merindukan anak sulungnya
Secangkir kopi dan Heci untuk menemani nonton bola Asian games 2022, Indonesia vs Uzbekistan.
Merajut menjadi candu yang menyenangkan namun harus dibatasi.
Musik membuat kita semangat beraktivitas
Di antara perpisahan atau melanjutkan tanpa kepastian
Memenuhi ruang rindu ku, Pada semesta dunia, Menggapai mimpi-mimpi, Tuk terus dicari
Empat tahun sudah kau menemani ku, kau selalu setia menemani saat senggang maupun sibuk
Diskusi ringan tetapi menawan akan nampak lebih bersahabat ketika secangkir kopi diseduhkan untuk dinikmati.