Di antara bias merah dan gelap yang mendekat,kau tetap di sisiku, melawan datangnya malam yang pekat.
Jatuh hati pada pandangan pertama pada orang yang salah karna sulit untuk digapai terlalu tinggi sebuah harapan akan mematahkan rasa yang ada
Memberikan luka, menghpaus tanda, memberikan kesan, lalu tiada arah.
Senja yang indah hanya sesaat, kebahagian juga Seketika sirna
Seorang lelaki, bersedih hatiTak lagi bermain air, menangkap ikanMereka hanya bisa menatap kosongMengharap keajaiban dari surga
Terbaring di tengah-tengah kerumunanLantunan ayat-ayat Allah terdengar Mengiring sedihnya hatiKau hanya diam tak bergerakMenangis.. itulah.
Langit Bandung semakin gelap, tetapi hati mereka kini terang dengan keyakinan bahwa apapun yang terjadi, mereka siap menghadapinya bersama.
sang waktu kembali memainkan perannya, tertawa keli menatap heran
Seperti hujan yang datang membawa kesegaran, kemenangan ini adalah awal dari babak baru. Yani menatap masa depan dengan optimisme, dan yakin.
Kisah goyangan viral dan patah hati
Telah kusiapkan rencana kunjungan itu. Dalam angan, seperti gelap yang merindukan bulan. Ya! Harapan itu cukup besar.
“Bisikan Jiwa di Antara Bisu” adalah sebuah puisi yang mengeksplorasi dialog batin manusia dengan dirinya sendiri. Puisi ini mengajak pembaca
Puisi ini mengingatkan kehidupan itu memang berat
Semakin dalam semakin kehilangan mataku, jendela menelan semuanya dengan apa yang disembunyikan olehnya.
Namun malam ini, izinkan aku berlutut, Mengucap maaf karena belum bisa kau banggakan.
Aku tahu bersama-Nya tak ada lagi ragu dalam setiap derap langkahku. Karena kuyakin Dia menyertaiku dengan cinta yang sempurna.
Fiksi mini tentang seorang laki-laki yang dijodohkan.
Sungguh semua berkat perjuangan konggres perempuan pertama di ndalem Joyodpuran dan ini adalah buah yang kita dapatkan sekarang ini.
Kadang ia menatap dengan sukacita Kadang ia menatap dengan bimbang Kadang bulan yang ditatapnya Kadang gemerlap bintang hilang dari pandangannya