Di bawah langit yang meredup. Aku berdiri memandang jingga yang memudar
Hati yang selalu berbicara tentang mimpiKini hanyalah sebuah benalu di diriEkspektasi yang terus membentangTersisa hamparan yang mulai menghilang
Belakangan ini aku tidak merasakan rasa ada pada dia, Entah kenapa harus aku yang duluan, tapi dia tidak pernah merasa ingin duluan, apakah rasa kita
puisi ini menekankan hubungan manusia dengan alam dan mengajak kita untuk menghargai serta melindungi keindahannya.
Kehidupan yang terus bergerak maju, sementara kita menyadari bahwa usia kita semakin berkurang.
Daya Ingat yang semakin menurun seiring dengan perkembangan usia lanjut, sehingga bisa kembali.menjadi sifat anak-anak
Arek Suroboyo dan Malang pantas bangga semangat merah-putih mereka tak lekang oleh zaman. Lain halnya dengan Jabodetabek yang terkesan semakin memudar
Kecantikan wajah kekasih, membuat purnama seolah malu dan tak dapat memancarkan sinarnya dengan leluasa
Lebar hingga batas terluarTerluar menipis lenyap bubarBubar terberai cita cinta membuyar Membuyar tersebar di angkasa luar
Kapan Kamu Pulang adalah Puisi tentang cinta yang dirindukan.
Angin... Engkau mendayu, Merintih jiwa nan pilu. Menanti dikau yang menjauh, Berharap kabar dalam sembilu
Aku juga cemas seandainya suratku salah alamat sampai ke lain jiwa
Imajinasi dunia percakapan jiwa yang mengalun dalam sebuah hiasan taplak hati yang kau pasang di pikiranku
"Selamat pagi," Siang menyapa. "Ah Siang, kamu terlalu cepat menjelang," Pagi terlihat duka enggan menatap Siang yang terang benderang. "Pagi,