Puisi Novel Melukis Langit Babak Kedua Puniawati meremas ponsel dalam genggamannya, menghisap rokoknya dengan kuat, lalu menghembuskan asapnya dengan
Puisi novel Melukis Langit Babak Pertama. Ketika Mendung & Badai Mulai Datang. Selamat hari Jumat. Selamat ngopi. Selamat apa saja. Semoga bahagi
------------------------------ "Rose, sorry aku cuil puisi ini dari novelmu, sorry juga aku protes keras padamu." "Protes? Tentang apa?" "Kam
[caption id="attachment_90732" align="alignleft" width="300" caption="novel Melukis Langit (Kit Rose)"][/caption] Nini puniawati seorang wanita tega
Source: Doc. Pribadi Dyah“Dari tiada menjadi ada dan dari ada akan kembali menjadi tiada” – Kit Rose (Melukis Langit) Sebuah kutipan yang cukup m
[caption id="attachment_79069" align="alignright" width="300" caption="Cover Melukis Langit - Source: Akun FB Kandang Semut"][/caption] Masalah dan
Bila para kompasianer yg jumlahnya hampir 1 juta orang di alam maya dan semua beli karya temen-temen yang sudah mengeluarkan buku. maka penulis kita
Minggu lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 27 Nopember 2010, Pensil 324 mengadakan peluncuran novel tetralogi karya Kit Rose. Novel pertamanya Kit Rose
apa sih bentuk penghargaan dari sebuah karya? banyak hal untuk menghargai. tapi lebih lagi adalah menghargai sebuah karya seni dengan sebuah harga yan
siapa sih Kit Rose, sedikit penasaran dengan nama itu. sering terdengar namun sama sekali tak pernah tau, membaca tulisannyapun kadang-kadang. maka pa
Lulusan Akademi Nulis Kompasiana kembali menebar kabar gembira. Tidak kepalang tanggung. Kemarin Sabtu malam 27-nov-2010 di Bukafe Jakarta Selatan pad
Buku pertama hasil karya Kit Rose berjudul Melukis Langit itupun kemarin resmi di luncurkan. Peluncuran ini diadakan di Bukafe 324, Duren Tiga, Jakart
[caption id="attachment_74768" align="aligncenter" width="300" caption="Melukis Langit by Kite Rose"][/caption] Kompasianer Kit Rose yang juga cerp
Lokasi : http://id.openrice.com/jakarta/restaurant/sr2.htm?shopid=10463 . UNDANGAN Peluncuran Novel Tetralogi KIT ROSE Hari Sabtu, 27 Nopember 2010
Jeritannya melengking membahana memenuhi seluruh penjuru rumah dan menghentak setiap pendengarnya. Hendra berlari memasuki kamar dan dilihatnya Puniaw