Puisi tentang harapan tuk jadi manusia yang bermartabat bukan melarat
Hari-hari kita susah, malah makin hari makin susah adanya.
Terborgol dalam tembok Atas nama Kemajuan Kesejahteraan Nyatanya Melarat Terbuang
Malas racun paling mematikan tapi, mengapa memelihara racun itu?
Puisi ini mengenai realitas kehidupan anak rantau yang gajinya dibawah UMR. Gaji yang tidak cukup untuk membiayai hidup dan terpaksa ngutang.
Seringkali senang kehendak mengerjakan. Dapat mengamati arah termasuk cara saja
Dari pulau ke pulau Terbentang laut dan sungai Aneka budaya berpadu
Nikmat sesaat Tergoda mencicipi Lalu ketagihan terus-menerus Kemudian, melarat seumur hidup
Menyelamatkan diri jauh disebab pikiran saja tidak sependapat itu segala akibat tidak lagi puas membandingkan asal sifat bertekanan
Merantau adalah pilihan dan melarat adalah seni yang membawa seseorang bertindak. Mendorong diri agar tidak diam dan berpangku tangan.
Ingin mati bunuh diri sebab hidupnya tak sebaik orang lain.
Manusia suka tipu sang Pencipta, berdoa memuji sang Pencipta, tetapi tidak melaksanakan perintah-Nya
Hidup kadang becanda. Bisa jadi kadang tak adil. Mengapa Tuhan menciptakan orang bodoh yang melarat dan tak kepikiran ide-ide menakjubkan yang meperba
Harta tidak akan dibawa mati, kata orang bijak. Tapi kata-kata itu tidak menyurutkan niat seseorang untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ada y
Terhimpit tanahTenggelam karena hujanGelap gulita pandanganDisebab makan lumpurTerbelah pacul petaniBerdarah-darah geliat marahDipanggang matahari, ma
Aku tak mengerti mengapa aku melaratPerut lapar bernyanyi cintaPerih terasa bagaikan langit di lautanHidup serasa muntahan darah di dataran yang kerin
Hei kau para konglomerat Tidakkah kau melihat? Kami yang masih hidup melarat Disaat engkau dengan riang melompat Hei kau para konglomerat Perna
Kemiskinan dan derita TNI POLRI dan keluarganya akibat gaji yang tidak layak disebut sebagai penghasilan yang dijamin oleh pemerintah membuktikan ke
gadisku, maukah kamu menghadiahkanku tv baru? agar aku tau isi telenovela yang ada dikepalamu mungkin aku juga perlu gadget baru.. agar aku sama
Sekilas kita melihat betapa majunya negara Indonesia ini. Gedung-gedung pencakar langit memadati pusat-pusat kota, pertambahan penduduk makin pesat, k