sebagian orang pergi berkelanamengumpulkan ribuan mawar ke dalamkarung besar tanpa tahu mawar telahmelarikan diri dari lubang yang ia cipta
Sejak kapan kau menyukai mawar? Tanyamu dalam heran padahal kau tahu aku suka bunga.namun bukan mawar juga kan.
Titik merah dan bercak hitam itu selalu membayangiku walaupun aku sudah berselimut tebal diatas peraduan.
Bumi memberinya sore yang mengerikan di bulan ini, di bawah terik matahari.
Ini cerita saya di pelataran taman rumah, yang menjadi inspirasi untuk menulis.
Ketika ku bertahan akan menyakiti...dan Ketika ku lepaskan menyisakan luka...
Bunga mawar ibu merupakan lambang cinta bapak yang tak pernah padam.
Mawar merah marun mekar indah memberi inspirasi berpuisi.
Puisi yang mengungkapkan tentang keprihatinan dan duka karena kehilangan seseorang
Setangkai mawar desa dengan duri di tangkai, berdiri dalam sepi di sisi pagar rumah.
Kebahagian berkebun akan terasa hingga ke hati. Ini yang dirasakan penulis artikel.
Ini kisahmu Tersungging senyum manis, di antara tumpukan harga cabai terus membukit
Setiap pagi buta, Jenifer sudah membuka mata. Sebenarnya bukan mau bangun pagi layaknya anak sekolah atau wanita bekerja, tapi akhir-akhir ini tidurny
Di depan jalan sepulang Di sempadang jalan ujung pandang Dari sebuah kedai kopi yang tidak terlalu jauh Tempat cinta lokasi diranum
Aku tersenyum saat memandang cerahnya warna bunga di hadapan Apalagi kalau terangkai dalam indahnya satu buket bunga cantik
Berpuluh kali kau pandangi mawar merah yang tumbuh di pinggir pagar depan rumah seakan kau terbuai semerbaknya yang terbawa semilirnya angin dari kebu
Mawar Merah dan Pemilik Wajah AyuRekahMemerahKuncup mengembangMekar ranumDiberanda rumah kayuPemiliknya berwajah ayuKupetik kembang merah ituDengan ha
Mawar merah menyala Semangat cinta membara capai cita-cita Kehidupan dinamis ubah dunia Jiwa raga berdaya guna mecipta asa Mawar m
Seikat mawar merah yang ingin kuberikan padamu bukanlah impianku belaka. Seikat mawar merah masih ada di dadaku. Di jantungku
Bisakah kau menaklukkan diriku, itu katamu sambil tersenyum seakan menantangku. Aku pun cuma tersenyum tak berkutik. Tapi tantanganmu kau berikan saat
