Bibir ngejeplak nyinyir Enggak sedikit mencibir Ngerasa jomblo cuma nyengir
Tuhan, peluk aku sebentar saja, berikan kehangatan dari hempasan angin malam
Memang sih aromamu sangat harum semerbak mengisi ruang dan waktu
Itu tidak pernah berakhir apapun cara yang kau tempuh semua akan menimbulkan kesia-siaan sebab benih yang tiada tetap menjadi ada
Ada apa? tak tahulah diriku simpang siur ucapannyaseperti tiada guna lagi kata-kata Maunya apa?
Puisi tentang cinta, kasih, tentang ketulusan dari sebuah kebijakan
Puisi tentang pengalaman menghabiskan waktu bersama Mbok.
Bagaimana aku bisa mencintai Bagaimana aku bisa menyayangi sepenuh hati Bilamana jawabannya tidak mempunyai kepastian
Sendiri aku duduk disini berkolaborasi dengan sepi dinginnya angin pun merasuki badan lelahku
Aku rapuh, terkupas melepuh. Dayaku kian tergerogoti
Puisi tentang kerinduan pada seseorang yang pernah dekat.
Wao...Enak sekali Aku terperangahPedasnya mengairahkan Dan menjalar ke urat-urat nadi Makanan ini sungguh mantap
Seperti halnya tanah tandus; gersang Tak ada pepohonan yang rindang Ilang kering kerontang
Sudah seringkali aku katakan tapi engkau tak mau mendengarkan