Betapa banyak sebenarnya orang Indonesia yang jadi pintar lewat kampus dalam dan luar negeri. Mereka meraih master bahkan doktor. Sekarang saatnya tak
Saat wisuda S1 dulu, saya masuk ruangan dengan tenang. Tak ada pikiran. Bahkan saya tak berpikir tentang adik yang tak bisa masuk. Kalau saat wisuda S
Oleh: Mochamad Yusuf* Saat wisuda, terdengar isak tangis dari deretan bangku wisudawan. Istri dan Zidan, anak saya, yang duduk di deretan bangku un
Yang jadi masalah adalah tidak pernah kuliah, entah dimanapun kelasnya, tiba-tiba diwisuda. Ini yang luar biasa. Seperti esoknya setelah saya diwisuda
Rasanya bangga mendengar perjuangannya untuk kuliah di Indonesia. Dia percaya kualitas pendidikan kita lebih bagus. Tapi kini saya prihatin, karena se
Jadi di malam pelepasan wisuda itu, saat teman saya curhat dengan berbagai hambatan saat kuliah dalam sambutannya, saya tertawa-tawa sendiri. Tertawa
Ketika ditanya waktu kuliah oleh atasan, saya jawab apa adanya. Lama dia berpikir. Sepertinya mencari kalimat yang pas. Akhirnya dimulailah perbincang
Waktu saya utarakan ke istri, dia bertanya biayanya. Tentu saja saya katakan biaya diambil dari anggaran rumah tangga. Dari mana lagi? Aneh pertanyaan
Ini tentu saja berat. Karena kondisinya beda kan? Seperti Zidan. Statusnya hanya pelajar. Jadi tak ada beban atau pekerjaan lain selain sekolah dan be
Ada yang menarik. Seorang teman meneliti tentang konflik yang terjadi di Persebaya. Umum tahu Persebaya pecah menjadi 2: Persebaya dan Persebaya 1927.
Kenangan-kenangan nelangsa ini, saya pikir hanya terjadi di S1. Namun setelah kuliah S2, cerita-cerita nelangsa ini muncul juga. Seakan-akan hantu S1