Saat sastra merepresentasikan dengan baik sejarah bangsa.
"Peristiwa 1965" bukan saja masih menyisakan misteri, tapi juga luka. Martin Aleida di novel terbarunya setia mengangkat derita dari para penyintas.
Ditulis oleh Martin Aleida dalam format wawancara 19 orang Indonesia yang dipaksa kehilangan Tanah Air.