Kemetak yang badannya semakin kurus sekarang mulai mengkonsumsi susu dengan tujuan agar badannya bisa sedikit lebih gemuk. Karena keinginannya itu, se
hari-hari ini suka merenung dan agak marah dengan si Sudrun karena telah di fitnahnya. Lalu dia menemui Markotop untuk sekedar minta solusi. Dia
Ada sebuah kisah mengenai polisi yang sakit tak kunjung sembuh hingga ajal menjemputnya. Di masa itu gegerlah warga memperbincangkan polisi tersebut.
Kemetak bercerita mengenai masa lalu yang tidak mengenakkan tentang polisi (oknum) kepada teman kecilnya si Markotop. Sewaktu muda beliau sering berur
Kemetak menceritakan si Sueb, tetangganya yang sekolah di bangku SMP swasta yang telah ditinggalkan oleh Bapaknya dari kecil, kepada temannya si Marko
Di sore hari setelah melakukan solat asyar dan mendengar tauziyah dari ustadz yang berasal dari Semarang, Markotop berbincang-bincang dengan temannya
Si Marsudi adiknya Markotop, akhir-akhir ini di kantor dia bekerja selalu mengeluh dengan kelakuan teman sekantornya, si Markonah. Sekian lama dia mem
Alhamdulillah, buku " MARKOTOP dan KEMETAK " ini dapat diselesaikan penulis tanpa kendala yang berarti, dikarenakan bahan-bahan dan referensinya sudah
Tahun 2018 ini tahun politik, artinya akan ada pemilihan kepala daerah secara serentak. Calon pun sudang ancang-ancang untuk mensosialisasikan visi da
Istri Kemetak mengadu kepada Kemetak atas apa yang dilakukan Sudrun kemarin terhadap putranya. "Pak, kemarin itu si Sanip bertengkar sama anak kita da
Kemetak bercerita kepada teman kecilnya si Markotop " Mar, saya itu kok ingin mempunyai istri lagi, tidak apa-apa kan? yang penting bisa adil dan laki
Kemetak menceritakan si Sudrun yang tadi malam mengamuk dan anaknya yang perempuan rambutnya mau digunting serta yang anak laki-lakinya di marah-marah
Kemetak curhat kepada Markotop tentang rumah yang mau dibelinya " Mar, sepertinya saya tidak jadi membeli rumah yang di pinggir jalan itu". Kenapa Tak
Kemetak selalu mengandalkan kata-kata "rejeki sudah ada yang mengatur" kalau berbicara dengan Markotop. Markotop pun berkata " Tak, memang rejeki, nas
Kemetak mengeluh kepada Markotop mengenai tetangganya yang dia benci " Mar, si Sudrun itu memang keterlaluan. Tetangga tetapi tidak pernah baik sama s
Kemetak penasaran dengan ilmu yang dimiliki oleh Sudrun. Lalu beliau menemui Markotop untuk menanyakan tentang ilmu yang dimiliki si Sudrun itu " Mar,