Puisi lahir dari kontemplasi atas hasil yang ditangkap oleh mata, telinga dan rasa menjadi susunan kata menjadi diksi
Sejenak menutup rintih yang hanyut. Dalam pergulatan waktu bersama tiupan debu
Puisi yang mengungkapkan dinamika alam dan kenangan
Pagi ini, kembali kukidungkan madah syukur atas mukjizat hidup tiada tara, ketika tersadar ku masih mengada dalam episode hidup di alam nyata, setelah
Kala rembang petang datang Langkah malas setengah bimbang Menyusuri lorong waktu sepi Tak tentu “kemana kelanaku tuju?” Terusik bar
Malam yang Sangat Senyap Sepi Ku hadapkan hatiku menuju Ilahi Robbi Hanyalah do’a yang ku panjatkan Tuk menghapus Dosa yang bertumpukan Aku hanyal
Kami bukan bangsa pemarah Tuan, Sungguh kami lebih suka duduk bersila bermusyawarah. Pun, jika ada silang sengketa dan masalah, Mufakat kata bagi k
Banyak hal, mengapa orang tidak shalat. Pasti pertama karena ianya bukan muslim. Selebihnya karena ragam hal. Ada yang memang belum waktunya shalat, t