Selanjutnya adat kedua yang masih diselenggarakan dan dilestarikan adalah "Methik Pari". Adat Methik Pari merupakan adat yang dilakukan para petani
Petualangan penulis dari satu pulau ke pulau yang lain disajikan dengan santai dan menarik namun tidak mengurangi kualitas dari buku sebagai referensi
Moh. Hatta menyebut demokrasi semacam ini sebagai demokrasi kolektif yang mengandung di dalamnya cita-cita demokrasi sosial.